MungkinSekarang, Matahari mulai menyengat ketika pemandu wisata memanggil saya dan kawan-kawan yang tengah snorkeling di perairan Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat, akhir Oktober lalu. Rio, pemandu itu, mengajak kami berpindah tempat. “Ayo, kita ke Pulau Rufas,” kata dia setengah berteriak.
Tak banyak cincong, kami—peserta tur Let’s Go to Raja Ampat yang diselenggarakan Pelni—berenang ke perahu motor tempel yang menunggu tak jauh. Meninggalkan karang-karang cantik dan gerombolan ikan yang sedari tadi menyihir mata, yang membuat kami betah berlama-lama memandangi mereka.
Setelah melepaskan alat snorkeling dan semuanya duduk anteng di atas perahu, dua perahu motor berkekuatan 400 PK membawa kami. Bruuumm…. Mesin perahu itu memecah laut yang biru gelap.
Dari Piaynemo, pengemudi mengarahkan perahu menuju timur, membelah lautan yang hari itu lumayan tenang. Tak jauh dari tempat tadi bertolak, sebuah pulau kecil terlihat di depan mata. Inilah tujuan kami, Pulau Rufas. Ketika sudah dekat, kecepatan mesin dipelankan.
Juru mudi lalu mengarahkan perahu menyusuri dinding kapur putih yang menjulang tinggi di tepi pulau tersebut. Di antara dinding karst itu, sebuah celah berjarak sekitar 4 meter membentang. Bagai pintu masuk, celah karst ini menjadi satu-satunya lubang dinding karst yang mengitari Pulau Rufas. Perahu yang saya tumpangi berbelok masuk.
Begitu ke dalam, arus mendadak tenang. Warna airnya juga lebih muda, menjadi biru toska dengan gradasi putih. Ternyata, di Pulau Rufas ada laguna seukuran lapangan sepak bola yang dikelilingi oleh dinding karang yang sebelumnya kami lewati. Pohon-pohon bakau yang tumbuh di bukit karst tersebut menaungi sisi pinggir, menambah cantik suasana.
Di seberang pintu masuk tadi, sebuah pondok kayu beratap daun sagu berdiri di bibir laguna. Di depannya, terparkir dua kapal kayu. Di salah satu sudut, tiga bocah yang sedang mengapung dengan ban besar memandangi kami yang baru masuk.
Ketenangan dan jernihnya air membuat beberapa orang yang ikut tak sabar untuk nyemplung. Setelah perahu merapat ke dermaga kecil, buru-buru mereka bergabung dengan tiga bocah tadi turun ke air. Yang lain, memilih tiduran di atas floaties, pelampung yang berbentuk matras. Bersantai sambil menikmati keindahan Rufas dan tenangnya air.
Laguna Tersembunyi di Raja Ampat
4/
5
Oleh
fikkirian