Manchester - Zlatan Ibrahimovic baru saja terpilih menjadi pemain terbaik Manchester United, Desember 2016. Namun usianya yang tidak muda lagi, yakni 35 tahun, membuat dia tidak bisa terus-menerus ditampilkan oleh Jose Mourinho, sang pelatih.
Mesin gol yang sudah uzur ini memang harus diberi waktu istirahat, termasuk saat timnya melawan Reading pada babak ketiga Piala FA di Old Trafford, malam nanti.
Isyarat sudah ia ungkapkan saat United mengalahkan West Ham, Senin lalu. "Saya bukan Superman," ucapnya. Ibra perlu istirahat, apalagi jadwal United pada pekan ini terbilang padat.
Selasa mendatang, mereka akan bertarung pada leg pertama babak semifinal Piala Liga. Kemungkinan besar Ibra akan absen dalam dua laga. Dia diharapkan bisa fresh saat menghadapi Liverpool di Liga Primer pada akhir pekan.
Siapa penggantinya? Tentu Marcus Rashford. Dalam pertandingan melawan West Ham, Rashford tampil cemerlang. Dia mengubah situasi di lapangan. Dialah yang membongkar pertahanan lawan yang ketat. Lima menit setelah dia masuk menggantikan Jesse Lingard, Juan Mata mencetak gol.
Anak muda ini bukan hanya cerdas, tapi juga penurut. Instruksi manajer benar-benar dilaksanakannya. "Dia hanya mengatakan saya harus tetap bermain melebar dan mengisolasi bek mereka. Kami berhasil melakukannya. Saya hanya mengikuti perintah," katanya tentang titah sang manajer.
Lawan kali ini adalah Reading, hanya klub divisi Championship. Tapi justru bahaya menguntit. Mereka punya motivasi kuat untuk memberikan kejutan di Piala FA, dan hal itu tidak jarang terjadi. Banyak klub Liga Primer malah menggelepar di tangan klub di divisi bawah.
Kerja Rashford pun tidak akan mudah. Di lini belakang Reading ada Tyler Blackett, 22 tahun, bek yang juga seniornya di Old Trafford. Bek ini pernah menjadi andalan Louis van Gaal ketika ia melatih United. Bersama Paul McShane, juga pemain United, Blackett resmi menjadi pemain Reading pada musim ini.
"Akan menjadi sangat manis kalau kami memperoleh hasil yang bagus di Old Trafford," kata Blackett. "Sejak undian mempertemukan kami, saya dan anak-anak lainnya sudah memikirkannya. Memang ini yang kami inginkan."
Motivasi meraih kemenangan tidak hanya menghinggapi Blackett, tapi juga sang manajer, Jaap Stam, 44 tahun. Pria tinggi besar itu merupakan bek tangguh yang pernah membela United. Dia ikut mempersembahkan gelar treble pada 1999, tapi kemudian dijual ke Lazio.
Juni tahun lalu, dia sempat bermain di Old Trafford dalam pertandingan amal. "Kali ini tentu berbeda," ujarnya. Menurut dia, bermain di hadapan 80 ribu penonton dan melawan sebuah tim besar akan membuat pemain merasa berbeda.
"Akan menjadi pertandingan yang sulit. Mereka memiliki pemain yang berkualitas," katanya. "Tapi kami siap memberikan kejutan."
Tak ada yang harus dilakukan Mourinho dan pasukannya, kecuali berhati-hati menghadapi ancaman itu.
Reading Siapkan Kejutan untuk Manchester United
4/
5
Oleh
fikkirian